Kenangan ku dan Ayah ku

Hari ini tanggal 22 Juli 2021.


     Aku terdiam di satu ruangan dengan kesendirian dan hanya ada aku dan komputer serta telepon genggam di depan ku. Telepon genggam ini aku dapatkan dari papah ku. Papah tipe orang yang sangat maskulin. Sisi maskulin papah yang kadang sangat sulit aku pahami. beliau adalah orang yang susah menunjukkan rasa cinta, tapi dalam hati dan fikirannya itu penuh dengan cinta kepada saya. Beliau orang yang tegas, namun tetap bisa berkompromi asal masuk akal menurutnya, sosok yang teguh pada pendirian, bisa melakukan ini dan itu. Dari mulai perihal listrik, air pam, mesin mobil, mesin motor, dan lain sebagainya. Sepertinya kekurangannya hanya pada jaimnya untuk menunjukkan rasa sayang. Sisanya? tentu saja dia adalah sosok laki-laki sempurna menurut saya.

    Hubungan saya dan papah saya memang tidak sebaik hubungan saya dan mamah. Mungkin karena saya dan mamah sama-sama perempuan. Dan memang papah tidak memanjakan saya. Beliau menuntut saya melakukan banyak hal. terkadang itu adalah satu tekanan pada diri saya. Namun, ketika papah sudah berkata maka yang bisa saya lakukan adalah melaksanakannya. Saya menyesal, karena saya melaksanakannya hanya karena keterpaksaan. Coba saja saat itu saya melakukannya dengan baik, dan sepenuh hati, saya yakin pasti bisa menjadi seseorang yang lebih baik daripada sekarang. Namun penyesalan hanyalah penyesalan. 

    25 Februari 2021 papah meninggal,10 Tahun kurang 5 Bulan 2 Minggu dari meninggalnya mamah. Papah adalah salah satu sosok laki-laki yang saya kagumi. bertahan selama 9 tahun sejak mamah meninggal dan memutuskan untuk menjadi single parents. Semua dilakukannya bebersih rumah, masak, dan memberikan nafkah. Papahku memang segala bisa, bahkan dihari kelulusan S1 ku pada bulan November 2016 beliau memasakkan nasi kuning sebagai tanda selametan. Ke pasar di subuh itu, bahkab aku pun tak tahu beliau melakukannya. 

    Sejujurnya aku pun bukan tipe yang pandai mengekspresikan rasa sayang ku. Ketika melihatnya memasak, aku hanya berdiam di kamar ku dengan penuh haru, tak terasa air mata membasahi pipi ku. Beliau yang mengajarkan ku banyak hal, dari mulai pelajaran matematika, fisika, menggambar, dan hal lainnya. Kami memang tidak se-akur itu, karena aku selalu takut ketika dimarahi oleh papah ketika aku tidak bisa menyelesaikan soal matematika dan fisika ku. Padahal papah hanya ingin memberikan yang terbaik.

    Kami sering sekali berdebat. watak papah yang seakan mengalir dalam darah daging ku membuat kita sama-sama keras. Pernah ada satu cerita. Pada saat itu aku sedang KKN di Subang dan membeli helm tipis yang tidak layak dan tidak memiliki SNI (Standar Nasional Indonesia), yah namanya dompet mahasiswa. yang penting bisa dipakai untuk pulang-pergi, Bandung-Subang. Aku sedang berada di Bandung waktu itu, karena jadwal KKN sudah beres. Aku yang memang hobi ngebut-ngebutan, tertabrak mobil di perempatan Jl. Karapitan Bandung. Muka ku bonyok, kacamataku patah, luka di sekitar mata dan pipi, membuat aku sedikit syok dan dibawa kerumah sakit saat itu.

    Pulang dari RS aku mendengar kalau ternyata helm ku dirusak dan dibanting oleh papah. Aku yang pada saat itu merasa memiliki kenangan dengan helm itu merasa marah. Uang yang sengaja aku belikan helm untuk ke Bandung malah dirusak dan dihancurkan begitu saja. Aku membentaknya, pada saat itu aku kalut dan marah. menangis sejadi-jadinya dan papah memarahiku dengan beberapa nada tinggi yang aku tidak pernah dengar sebelumnya.

    Hati ku serasa hancur, aku merasa bersalah membentak papah, takut menjadi anak durhaka, tapi amarah ku karena helm ku dihancurkan begitu saja. Kalut! hatiku dan otak ku bersitegang menyalahkan dan membelaku pada saat itu. Padahal, andaikan aku melihat dari persepsi papah. Itu tanda cinta dan rasa khawatir nya pada ku. Ia takut kalau aku memakai helm itu dan aku jatuh dari motor ia akan kehilangan aku. Begitu bodohnya aku, membentak papah pada saat itu. Tak tahan dengan semua rasa bersalah ku, akhirnya aku memutuskan untuk meminta maaf, dan itu pertama kalinya aku melihat ia menangis lagi setelah aku melihat air matanya jatuh saat kehilangan mamah.

    Dari situ, aku masih berusaha memahami papah dan begitu pula papah. Rasanya perdebatan di setiap keluarga selalu ada bukan? tapi dari situ kita akan belajar memahami, dan menyayangi satu sama lain. Pah, andai papah tau, kalau teteh sangat amat menyayangi dan mengagumi mu. Bagaimana pun, kau adalah sosok lelaki paling sempurna untuk ku. terimakasih untuk selalu menyayangiku, membahagiakanku, mendidikku, dan menjagaku hingga nafas terakhir mu. Maafkan aku, yang belum bisa menjadi yang terbaik untuk mu, belum bisa membahagiakan mu, dan belum bisa benar-benar memberikan yang kau mau.

    Love you pah <3

Komentar